Budaya Asing Yang Diterima Dan Sulit / Tidak Diterima Di Indonesia
BUDAYA ASING YANG SULIT DITERIMA DAN MUDAH DITERIMA
Saat ini, bangsa Indonesia tengah berada di
dalam masa transisi, apa tuh? yaitu dari masyarakat agraris menuju masyarakat
industri. Nah sejalan dengan itu, nilai-nilai sosial budaya yang belum sesuai
dengan nilai budaya bangsa Indonesia juga dapat ikut terserap .
Nilai-nilai tersebut dapat berupa sifat, pandangan,
paham, dan juga gaya hidup, yaitu egois, materialisme, sekulerisme,
ekstrimisme, chauvinisme, elitisme, dan eksklusifisme, diskriminatif,
konsumtif, dan glamoristik. banyak kan?
Adanya unsur budaya asing yang masuk akibat
globalisasi, sangat berpengaruh terhadap kebudayaan bangsa Indonesia, lho!
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang
kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat
luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Apabila masyarakat tidak mampu menahan
berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar maka akan terjadi
ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya unsur budaya asing yang masuk yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia sangat mengkhawatirkan karena dapat
menyebabkan terjadinya kegoncangan budaya. Namun… di sisi lain masuknya unsur
budaya asing sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Kenapa begitu? Karena pada umumnya unsur kebudayaan
kebendaan asing seperti peralatan, sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat
bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer,
dan lain – lain. Tanpa adanya unsur kebudayaan kebendaan ini masyarakat kita
akan ketinggalan dan kuno dalam aktivitas sehari-hari dan bermasyarakat. Adanya
kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan informasi yang datang dari luar
pun dapat dengan mudah kita terima. Misalnya , lewat radio, televisi, dan
lain-lain.
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit
diterima, misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
Masuknya unsur-unsur globalisasi yang sangat gencar dalam waktu yang relatif cepat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial secara berkesinambungan. Hal ini menyebabkan anggota-anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya dan dan tidak dapat mengantisipasi arus globalisasi yang sedang berlangsung. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme, dan penyalahgunaan narkotika. #Oh My God!
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
Masuknya unsur-unsur globalisasi yang sangat gencar dalam waktu yang relatif cepat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial secara berkesinambungan. Hal ini menyebabkan anggota-anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya dan dan tidak dapat mengantisipasi arus globalisasi yang sedang berlangsung. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme, dan penyalahgunaan narkotika. #Oh My God!
Ini nih berbagai faktor yang mempengaruhi diterima
atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru tsb, diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau
kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
Dan tentu kalian tahu dan rasakan sendiri, bahwa
pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat
menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima
unsur baru.Betul ‘gak?
Maka karna itu, generasi muda baiknya dapat menyaring,
mana unsur-unsur kebudayaan asing yang dapat di ambil dan mana yang hanya kita
ketahui tetapi tidak diterapkan di kebudayaan Indonesia.
Jika seperti itu, maka akan terjadi keseimbangan dalam
kehidupan masyarakat.