Aku
mengetahui tentang bahasa inggris itu dari sejak kecil, tetapi waktu kecil saya
tidak terlalu mengerti apa itu bahasa inggris, dari sejak TK saya sudah belajar
bahasa inggris dari dasar banget, dari bahasa inggris huruf dan bahasa inggris
angka. Sampai aku meranjak ke tingkat sekolah dasar, aku bertemu lagi dengan
bahasa inggris, tetapi pelajaran yan aku terima beda, kali ini ada peningkatan
pelajarannya dari pada sewaktu aku duduk di taman kanak-kanak.
Masih ingat di bayanganku ketika dulu saat
sekolah dasar, teman-teman aku berlomba-lomba untuk mengerti bahasa inggris dan
aku slah satu anak yang tidak ikut-ikutan untuk les di sebuah lembaga
pendidikan khusus bahasa Inggris.
Karena aku tidak terlalu menyukai pelajaran bahasa inggris dan entah kenapa. Padahal
aku diminta oleh orang tua aku untuk les di sebuah lembaga pendidikan khusus
bahasa Inggris , tetapi aku tidak mau. Tetapi
Alhamdulillah aku cukup mengerti dan paham tentang pelajaran bahasa inggris,
meskipun aku tidak terlalu menyukai pelajaran tersebut.
6
tahun aku duduk di sekolah dasar dan 6 tahun pula aku belajar bahasa inggris.
Dan alhamdulillah hasil akhir ujian sekolah dasar aku dalam pelajaran bahasa
inggris mendapatkan nilai yang cukup lumayan J.
Ketika
sekolah menengah pertama, aku bertemu kembali dengan mata pelajaran bahasa
inggris ini. Tetap saja sampai aku lulus sekolah menengah pertama aku tidak mau
les di
sebuah lembaga pendidikan khusus bahasa Inggris
karena tidak ada keterkaitan saya dalam pelajaran bahasa inggris tersebut.
Tiba
saatnya aku duduk di bangku sekolah menengah atas, awal kelas X aku masih tidak
ada keinginan untuk les di sebuah lembaga pendidikan khusus bahasa
Inggris karena ya itu tadi tidak ada
keterkaitan aku dalam pelajaran tersebut. Naik lah aku ke kelas XI di kelas XI
ini aku sudah memutuskan atau mengambil jurusan IPS. Dan ketika saya duduk di
kelas XI ini saya termotivasi oleh guru bahasa inggris saya sendiri, dia
memberitahui kami murid-muridnya untuk menguasai bahasa inggris, karena bahasa
inggris sangat lah penting.
Setelah
diberi motivasi demikian aku pun berubah fikiran dan menjadi ingin ikut les di sebuah
lembaga pendidikan khusus bahasa Inggris
tersebut. Tetapi itu ternyata tidak berlangsung lama. Aku hanya menikmati les
di sebuah lembaga pendidikan khusus bahasa inggris selama kurang lebih sekitar
2 tahunan. Karena setelah aku menjalani hari-hari aku di bangku kuliah.
Umumnya alasan banyak sekali orang belajar bahasa inggris adalah hanya
karena bahasa ini merupakan bahasa global. Ada salah seorang teman aku pun
alasannya juga mirip dengan itu. Kalau alasan
belajar bahasa inggris tanpa grammar adalah karena itu maka wajar saja
dia kurang energi untuk belajar dan benar-benar bisa. Gimana mau jago bahasa inggris
kalau tidak tahu grammar?
Bagiku,
belajar Bahasa Inggris adalah sebuah tantangan. Aku tidak memiliki dasar dan
penguasaan yang kuat untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan
menggunakan bahasa itu. Bahasa inggris adalah sebuah bahasa
yang dijadikan sebuah bahasa wajib di pelajari karena bahasa inggris adalah
bahasa internasional yang dapat digunakan apabila kita berada di luar negeri
atau sedang berbicara dengan turis mancanegara yang sedang berlibur ke
Indonesia.
Bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang
menghubungkan komunikasi semua negara di dunia. Tanpa adanya bahasa penghubung
ini dengan jelas dapat diramalkan interaksi sosial akan sulit terjalin. Lain
Padang, lain belalang. Lain Negara, lain bahasa. Kalau sudah begitu
bagaimana bisa nyambung? J
Menurutku,
bahasa inggris itu gampang-gampang susah. Kenapa?
Karena sebenarnya ketika kita menjawab soal-soal bahasa inggris, inti permasalahan tak akan jauh-jauh dari grammar
dan vocabulary. Ya…selama ini, kalau aku cermati begitulah bentuk-bentuk
soal bahasa inggris.
Membahas
tentang bahasa inggris, awalnya bahasa ini tak begitu
menyedot perhatianku. Di awal memasuki sekolah dasar, aku mulai belajar bahasa
asing ini. Sampai sekarang masih tergambar dengan jelas dalam memoriku,
pelajaran awal sekolah menengah pertama saat itu tentang introduction,
perkenalan. Saat itu kita belajar cara memperkenalkan diri, mulai dari ungkapan
yang digunakan sampai praktek langsung secara personal ke depan kelas
memperkenalkan diri pada seisi kelas. Ketika itu, tak ada yang istimewa dalam
pikiranku mengenai bahasa inggris. Hanya saja, ada hal yang menandai
ketertarikanku dalam mengucapkan bahasa inggris ini melalui hobiku yang suka
mendengarkan musik.
Hingga
tamat dari sekolah menengah pertama, aku tidak terpikir untuk mengambil
pelajaran tambahan bahasa inggris. Aku merasa bahwa materi yang
diberikan di sekolah telah cukup. Meski demikian, melalui ketertarikanku akan
musik berbahasa inggris ini secara tak langsung aku telah aktif
memperkaya vocabulary aku. Menyenangkan bukan? Hobi yang bermuara pada
hasil yang positip.
Aku
ingin bercerita sedikit tentang salah satu teman aku. Temanku ini pandai sekali
mengarang dalam bahasa inggris. Dan, entah secara kebetulan atau
bukan, dia juga memiliki hobi yang sama dengan aku, yaitu mendengarkan
musik-musik barat. Jadilah kami bersahabat dengan akrab. Rasanya tak ada menit
yang dilewati tanpa membahas lagu-lagu bahasa inggris yang popular saat itu. Maka kami pun sering
mendendangkan lagu tersebut bersama, dan kami saling berbagi bila salah satu
dari kami ada yang mendapatkan text lagunya. Pernah ada text lagu
yang tak kami temukan, maka jadilah temanku ini yang hunting secara
pribadi, ia secara mandiri mengoptimalkan pendengarannya untuk mendapatkan text
lagu itu. Wow, fantastis sekali! Saat itu aku sangat kagum dengan
kemampuan bahasa inggris teman dekatku ini.
Rupanya,
kekagumanku ini tak hanya sampai disini. Aku juga dibuat kagum ketika sang guru
bahasa inggrisku yang mengatakan bahwa pada ujian
catur wulan saat itu, temanku ini memiliki nilai yang tertinggi untuk mata
pelajaran bahasa inggris. See.., ternyata tak hanya aku
yang dibuat kagum, akan tetapi seisi kelas pada saat itu tak terkecuali
pengajar bahasa inggrisnya.
Disamping
mengikuti kursus bahasa inggris, aku berpikir bahwa agar kemampuan bahasa inggrisku menjadi meningkat aku harus dengan aktif
memperdalamnya secara mandiri, tak hanya bergantung pada kursus saja. Maklum,
yang namanya kursus itu kan durasi belajarnya hanya 2 jam untuk satu kali
pertemuan. Waktu segitu sangat terbatas, tak mungkin aku dapat maksimal
belajar, makanya disela-sela aktivitas harianku, aku memperdalamnya lagi.
Bukanlah
suatu tindakan yang sulit untukku melakukannya, karena hobiku yang memang
saling berkaitan. Seperti melalui mendengarkan musik. Aku lebih intens
mendengarkan lagu-lagu berbahasa inggris yang memang sedang hits
saat itu. Secara tak langsung, aku telah melatih pendengaranku, juga
melatih pengucapan kata dalam bahasa inggris. Bila ada kata yang tak kumengerti, aku pun
tak segan membuka kamus dan mencari maknanya, maka bertambah pula
perbendaharaan kataku dalam bahasa inggris.
Dalam
belajar bahasa inggris, aku juga berusaha melatih
pendengaranku melalui film-film yang berbahasa inggris. Biasanya, setiap film
tersebut pasti tampil text bahasa indonesianya pada layar kaca bersamaan
pada saat sebuah dialog terjadi. Untuk kasus seperti ini, aku berusaha tegas
untuk tak melihat hasil translatenya pada layar kaca. Aku mencoba
memahami jalan cerita film berdasarkan daya tangkapku pada setiap percakapan
yang terjadi.
Makanya
aku tak ingin kemampuan bahasa inggrisku hilang seiring dengan telah
rampungnya kursus bahasa inggrisku. Lagi juga, yang namanya bahasa itu
harus dilatih terus agar tetap lengket. Alangkah sayangnya, jika hanya selembar
sertifikat yang aku miliki tanpa disertai dengan kemampuan di dalamnya. Apalah
artinya selembar kertas bila ketika diuji hasilnya nihil. Malu kan?:). Akan
lebih baik agar antara sertifikat dan kemampuan yang aku miliki sinkron. Practice
makes perfect!
Nama : Leni Cahyani
Kelas : 1EA13
NPM : 14212174
Tidak ada komentar:
Posting Komentar